Program Kami
Power to You(th) merupakan program lima tahunan yang percaya bahwa perubahan dimulai dari komunitas. Untuk mewujudkan perubahan tersebut, konsorsium Power to You(th) berupaya memperkuat organisasi masyarakat sipil untuk memberdayakan dan meningkatkan suara dari remaja perempuan dan perempuan muda (RPPM). Tujuan program ini secara keseluruhan adalah untuk memberikan kontribusi kepada lebih banyak remaja perempuan dan perempuan muda dari komunitas yang kurang terlayani yang secara bermakna dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai praktik berbahaya, KBGS, dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Program Power to You(th) merupakan kerjasama Kementerian Luar Negeri Belanda yang berafiliasi di tingkat global bersama Amref Flying Doctors, Rutgers dan Sonke Gender Justice. Power to You(th) rencananya akan diimplementasikan di 7 negara, yaitu, Ethiopia, Ghana, Indonesia, Kenya, Malawi, Senegal, dan Uganda.
Indonesia sendiri telah dipilih oleh Global Management Team (GMT) dan telah melakukan asesmen wilayah terpilih diantaranya: Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Di Indonesia, PtY diimplementasi oleh beberapa organisasi yang tergabung dalam sebuah kemitraan yang dipimpin oleh Rutgers Indonesia. Kemitraan yang sinergis diharapkan dapat meningkatkan rasa kepemilikan program pada tingkat negara maupun tingkat daerah. Program PtY dirancang untuk diimplementasikan di 3 Provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan NTB.
Di Jawa Barat, Program Power to You(th) akan diimplementasikan di Kabupaten Garut oleh Yayasan Sekretariat Masyarakat Anak (SEMAK), Di Jawa Timur akan diimplementasikan di Kabupaten Jember oleh Yayasan Tanoker, dan di NTB akan di implementasikan di Kabupaten Lombok Timur oleh Team Rutgers Indonesia-Lombok.
Program Power to You(th) akan berupaya untuk memberdayakan Remaja Perempuan dan Perempuan Muda (RPPM) agar memiliki kemampuan menentukan sikap dan mengambil keputusan untuk mempengaruhi orang lain agar berubah kearah yang lebih positif, mengklaim hak, mengatasi ketidaksetaraan gender, mengubah norma gender yang kaku, dan melakukan advokasi pengambilan keputusan yang inklusif.
Fokus isu dari program Power to You(th) adalah berkontribusi dalam mengurangi praktik-praktik berbahaya terhadap kesehatan reproduksi bagi perempuan, perkawinan anak, Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS), kehamilan yang tidak diinginkan, serta kebutuhan pemenuhan pelayanan KB. Masalah-masalah tersebut adalah ‘masalah utama’ yang terus-menerus terjadi, namun hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir.
Tujuan strategis program Power to You(th) secara jangka panjang adalah: Remaja perempuan dan perempuan muda dari komunitas, dilibatkan secara bermakna dalam semua pengambilan keputusan mengenai praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi perempuan, kekerasan berbasis gender dan seksual, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tujuan ini sejalan elemen spesifik Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG yaitu SDG 3 (kesuburan remaja) dan SDG 5 (KBGS, perkawinan anak, dan sunat perempuan).
Pengalaman dan evaluasi Rutgers Indonesia dari program sebelumnya menunjukkan bahwa penguatan kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk mengambil peran politik pada akhirnya mengarah pada perubahan yang berkelanjutan. Ketika OMS memiliki kapasitas dan legitimasi untuk mewakili komunitas yang kurang terlayani dan terlibat dengan berbagai aktor untuk memperluas ruang sipil yang ada, hal ini akan mengarah pada perubahan norma sosial dan pengembangan serta implementasi kebijakan yang progresif.
Organisasi masyarakat sipil (OMS) akan bekerja dengan cara:
- Memperluas ruang publik
- Menargetkan beberapa kelompok masyarakat, terutama kepada orang muda, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat,
- Pembuat kebijakan serta media.
Ambisi Program Power to You(th)
Pathway 1. Memperkuat orang muda untuk mengklaim ruang publik
Orang muda (sebagai sebagian besar dari populasi) memiliki hak, pilihan, dan kemampuan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan menggunakan potensi besar yang mereka miliki untuk menantang dan mendobrak dinamika kekuasaan yang ada.
Pathway 2. Memperkuat Organisasi Sipil Masyarakat (OMS)
OMS memiliki kapasitas untuk mengklaim melindungi, dan memperluas ruang sipil di tingkat (sub) nasional, dengan koneksi ke tingkat global.
Pathway 3. Merubah norma sosial
Aktor sosial yang berpengaruh mengadvokasi norma sosial yang negatif, menjadi hal-hal yang cukup berpengaruh bagi komunitas untuk mengubah praktik-praktik norma negatif yang ada di dalamnya.
Pathway 4. Kebijakan dan implementasi kebijakan
Aktor negara mengakui hak-hak orang muda, termasuk hak mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan pentingnya memberantas isu-isu kunci yang diusung oleh Power to You(th).
Power to You(th) percaya bahwa perubahan dimulai dari komunitas. Perubahan tersebut dimungkinkan dengan memberdayakan organisasi masyarakat sipil (OMS) terutama OMS akar rumput sehingga mereka mampu mengklaim hak-haknya kepada stakeholders ataupun pihak pemerintah yang bertanggung jawab terhadap isu utama yaitu:
- Praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi perempuan (misalnya perkawinan anak, sunat perempuan)
- Kekerasan berbasis gender dan seksualitas (KBGS)
- Kehamilan yang tidak diinginkan
- Kebutuhan pemenuhan pelayanan KB
Power to You(th) sangat berfokus pada pendekatan dan strategi lobi dan advokasi, bukan dengan penyediaan layanan secara langsung. Jika orang muda menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan hidupnya sendiri, mereka harus melakukan klaim terhadap hak-hak nya. Untuk itu program ini akan mengkapasitasi orang muda agar mampu melakukan advokasi untuk mengklaim terutama hak untuk dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut hak-haknya.
Harapannya, dalam 5 tahun ke depan, anak perempuan dan perempuan dewasa dari komunitas kurang terlayani akan menyampaikan, kepada kami:
“Terima kasih telah memulai program ini bersama kami”
“Terima kasih telah menunjukkan bagaimana kami bisa menyampaikan suara kami dan bagaimana kami dapat didengar. Memang ini adalah sebuah awal, sebuah awal bagaimana kita bisa meneruskan perjuangan untuk membuat perubahan, bagaimana kami akan terus didengar, bagaimana kebutuhan dan prioritas kami ditanggapi oleh berbagai tokoh dan pemegang kebijakan di komunitas kami”.